Belakangan
ini sedang marak pemberitaan mengenai salah satu kelompok yang mengaku telah
menegakkan daulah Islam yaitu ISIS. Dari berita-berita yang tersebar ini hampir
kebanyakannya memberitakan mengenai kekerasan kelompok ini dalam melaksanakan
jihat. Dari pengkafiran yang tidak pada tempatnya, pembunuhan manusia secara
keji dan berbagai macam perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Yang
disayangkan dari ramainya pemberitaan ini adalah ketika orang-orang awan yang
tidak mengetahui agama, atau tidak mempelajari agama dengan benar ikut andil
dalam mencap, dan menetapkan ciri-ciri dari kelompok ISIS ini. Sampai-sampai
mereka tulis di berbegai media, surat kabar mengenai ciri ciri ISIS ini seperti
menggunakan nama kunyah, menisbatkan nama pada tempat, memakai celana
cingkrang, berjenggot dan lain sebagainya dengan tanpa Ilmu.
Ini
merupakan bentuk generalisir yang tidak pada tempatnya. Mungkin memang ada
anggota ISIS yang menggunakan nama kun-yah dan menisbatkan pada tempat misal seperti
khalifah mereka menggunakan kun-yah Abu Bakr dan menisbatkan tempat dengan al
Bagdadi, atau mungkin sebgaian mereka berjenggot, atau celananya cingkrang,
namun apakah hal ini bisa digeneralisis kemudian yang ber kun-yah, menisbatkan
nama pada tempat, berjenggot dan celana cingkrang itu adalah ISIS?!!
Coba
dibalik, misalnya kita lihat para koruptor, penipu, calo di pemerintahan sana
banyak dari mereka yang mengenakan pakaian rapi, dasi, mengenakan kemeja,
celana musbil (menutupi mata kaki) kemudian kita generalisir bahwasannya yang
berpakaian rapi, memakai dasi, celana musbil itu adalah kelompok koruptor?
Tentunya analogi seperti ini adalah analogi ngawur
yang tidak dilandasi keculai dengan kebodohan saja!.
Maka
begitu pula masalah jenggot, celana cingkrang, berkun-yah, menisbatkan nama
dengan tempat atau yang lainnya yang itu merupakan bagian dari Islam, kita
tidak bisa mengkhususkannya sebagai ciri-ciri Isis, karena itu semua adalah
ciri – ciri Islam atau ajaran Islam. Kalau misalnya ada orang yang mengamalkan
syariat Islam tadi, maka belum tentu ia adalah ISIS, kalau dikatakan mirip
covernya, mugnkin iya, tapi kalau dijadikan ciri khusus itu sama sekali tidak
tepat.
Mungkin
dilihat covernya sama, karena sama-sama membawa nama ISLAM, tapi tidak sampai
disitu, kita juga harus lihat akidahnya. Karena mungkin dicover sama, namun
Isinya sangat berbeda. Karena yang harus dipahami oleh kita semua, bahwasannya
Islam itu mengjarkan kelembutan, bukan kekerasan, atau kebrutalan. Dan kalaupun
dalam keadaan perangpun seorang muslim adalah orang-orang yang tidak
sembarangan membunuh, atau melakukan kejahatan perang. Maka tidaklah pada
tempatnya kita khususkan ciri-ciri Islam ini pada satu kelompok saja.
Apakah
anda mau dikatan sebagai kelompok ISIS karena anda adalah orang Islam? Karena
kan orang – orang ISIS juga membawa agama Islam katanya? Tentu anda tidak mau,
karena anda berbeda dengan mereka, kalaupun ada kesamaan itu murni bukan karena
kita adalah ISIS namun karena mungkin orang-orang ISIS itu menjalankan aturan
Islam yang kita juga menjalankannya.
Disinilah
pentingnya al ilmu qobla al qouli wal ‘amal
yaitu ilmu sebelum ucapan dan perbuatan. Karena jika seorang muslim berucap
terhadap sesuatu tanpa ilmu, maka efeknya adalah kerusakan yang besar. Maka
berhati-hatilah terhadap lisan anda, hati-hatilah terhadap tulisan-tulisan
anda, karena jika anda salah beranggapan efeknya adalah kedzoliman yang sangat
besar, dan kerusakan yang besar. Dan ketahuilah, setiap ucapan, setiap tulisan
kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak, maka berilmulah
seblum berucap dan beramal. Wallahu a’lam.