Tabayyun Dalam Islam
Kamis, 16 April 2015
0
komentar
Allah ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Wahai orang-orang yang Beriman,
apabila datang seorang fasiq dengan membawa suatu berita maka periksalah dengan
teliti agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu
kebodohan, sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan."
(QS. Al-Hujurat: 6)
Dalam ayat ini kita setiap muslim dituntut
untuk berhati-hati dalam menerima sebuah berita dan selalu tabayyun / crosscek
atau meniti terlebih dahulu. Ketika ada berita terbaru tidak asal comot sana
comot sini kemudian di share yang terkadang yang membagikan berita ini belum
cek beritanya secara teliti, atau bahkan belum membaca berita yang ia share ke
banyak orang.
Oleh karena itu hendaknya setiap kita
selalu meneliti terlebih dahulu berita yang kita dapatkan, apakah berita
tersebut benar ataukah salah ataukah beritanya ditambah-tambah atau dikurang-kurang.
Sehingga dari berita ini kita dapat adil dalam menilai setiap muslim, dapat
adil dalam menghukumi sesuatu, dan dapat adil dalam bersikap.
Di dalam ayat ini crosscek dalam ayat ini
ditujukan pada orang fasiq yang membawa berita, lalu apakah kita bisa mengambil
makna sebaliknya? Yaitu apabila yang membawa berita itu adalah seorang muslim
yang tidak fasiq, sholeh maka kita boleh tidak cresscek / tidak tabayyun terlebih
dahulu. Menurut para ulama, pemahaman sebaliknya ini tidak bisa diterapkan,
karena manusia tidak ada yang maksum dari kesalahan. Maka walaupun berita itu
datangnya dari seorang muslim yang sholeh sekalipun, tetap saja kita harus tabayun
/ crosscek terlebih dahulu berita yang disampaikannya.
Lalu apa yang dimaksut dengan tabayyun ini?
Mengenai makna tabayyun ini, Asy-Syaukani di dalam Fath al-Qadir menjelaskan,
tabayyun maknanya adalah memahami dan memeriksa dengan teliti. Maka ketika
datang kabar kepada kita, datang berita kepada kita, datang informasi kepada
kita, apalagi berita, kabar, informasi ini berkenaan dengan orang ‘alim,
walaupun yang membawa berita ini adalah seorang yang juga ‘alim bahkan Syaikh
sekalipun hendaknya kita selalu tabayun dan berhati-hati dalam mengambil
kesimpulan terhadap berita yang kita dapatkan tersebut.
Lalu apakah tabayyun disini maksutnya kita harus mendatangi langsung orang yang membawa berita tersebut atau menanyakan secara langsung kepada objek yang diberitakan tersebut? Tentu hal ini tidak menjadi syarat tabayyun. Tabayyun disini seperti yang telah di jelaskan oleh Asy-Syaukani diatas yaitu hendaknya memahami dan memeriksa secara teliti berita itu. Dan cara memahami dan memeriksa sebuah berita ini tidak harus dengan menanyakan langsung kepada pembawa berita atau kepada objek yang diberitakan ini jika tidak memungkinkan. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca berbagai macam karya tulis atau rekaman dari objek yang diberitakan tersebut atau mengambil dari sumber-sumber terpercaya dari objek yang dijadikan rujukan objek berita tersebut. Wallahu a’lam.
Fanpage kami INFO KAJIAN SUNNAH
Baca Selengkapnya ....