Nasehat Imam Ahmad bin Hanbal

Posted by Abu Mumtazah Jumat, 18 April 2014 0 komentar

Dalam kitab Ushulussunnah Imam Ahmad bin Hanbal menyebutkan di awal-awal tulisan bahwa pondasi Ahlussunnah menurut kami adalah berpegang teguh pada jalan hidup para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pemahaman Sahabat
Mungkin terkadang dalam pikiran kita terbersit, mengapa Imam ahmad menyebutkan yang pertama pondasi ahlussunnah adalah berpegang teguh pada jalan hidup para sahabat, dan bukan langsung menyebutkan berpegang teguh kepada jalan hidup nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal ini dikarenakan orang-orang yang paling mengerti akan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para sahabat. Mereka (para sahabat) hidup bersama di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah, mendapat teguran langsung ketika mereka bersalah, danmerekalah yang paling mengerti akan sabda-sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus mereka (para sahabat pulalah yang meriwatkannya) sehingga sampai kepada kita di zaman ini.

Jarak waktu yang begitu sangat jauh dari zaman kita ke zaman Nabi ini membuat kita tidak mampu memahami hakikat sesungguhnya sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika seandainya kita memahami sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri dan tanpa mendapat dari bimbingan riwayat / atsar-atsar dari sahabat, maka niscaya apa yang kita pahami tidak akan sesuai dengan apa yang dipahami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat.

Dan telah disebutkan di dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits – hadits yang shahih bahwa kita wajib mengikuti para Sahabat.

Seperti dalam firman Allah tabaraka wa ta’ala,
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. An – Nisa’ : 115)

Kaum mu’min pada saat turunnya ayat ini adalah para Sahabat radhiallahu ‘anhum. Maka siapa saja yang menyelisihi kaum mu’min yaitu para Sahabat, dan mengikuti jalan selainnya, maka Allah ancam akan memasukkannya kedalam neraka Jahannam.

Allah tabaraka wa ta’ala juga berfirman dalam al-Qur’an,
”Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At- Taubah: 100)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berdabda,
“Sesungguhnya barangsiapa dari kalian yang hidup (sesudah aku wafat) maka ia akan melihat banyak perselisihan. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Khalifah yang lurus, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian.” (Shahih Sunan Abi Daud, hadits: 3851)

Dan sabda beliau juga saat menjelaskan sifat-sifat golongan yang selamat,
“Yaitu, apa – apa yang pada hari ini aku dan para sahabatku berada diatsanya.” (Hadits hasan)

Dan Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Barang siapa diantara kamu ingin mengambil keteladanan, maka hendaknya ia mengambil keteladanan dari para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebab mereka adalah orang-orang yang hatinya baik, ilmunya mendalam, sedikit takalluf (memaksakan diri diluar batas kemampuan), memiliki petunjuk yang lurus, baik keadaannya. Mereka adalah suatu kaum yang Allah subhanahu wa ta’ala pilih untuk dijadikan sebagai sahabat Nabi-Nya. Maka dari itu, ketahuilah keutamaan mereka, dan ikutilah jejak-jejak mereka, sebab mereka berdai diatas petunjuk yang lurus.” (Derajat riwayat ini, laa ba’sa bihi, dikeluarkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam kitabnya Jaami’ Bayaanil ‘ilmi).

Maka ini sudahlah hujjah yang kuat akan wajibnya kita beragama Islam sebagaimana para sahabat beragama Islam. Beribadah sebagaimana beribadahnya para sahabat yang telah dituntunkan oelh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jadi ketika di masa ini ada orang-orang yang mencela para sahabat, mencaci maki para Umahatul mukminin yang juga banyak meriwayatkan hadits, maka betapa kurang ajarnya mereka. Meraka telah mebatalkan Firman Allah tabaraka wa ta’ala di sekian ayat yang memuji para sahabat.

Jadi jangan terkecoh dengan kelompok-kelompok yang tidak mengambil riwayat dari sahabat, dan berdalihkan hanya mengambil dari ahlul bait nabi saja. Mungkin saat ini ia masih bersembunyai di balik taqiyahnya, namun sebenarnya di dalam hati mereka tersembunyi kebencian yang besar terhadap para sahabat radhiallahu ‘anhum.

Dan hendaknya kita berhati-hati terhadap kelompik berbahaya ini, yaitu kelompok Syiah rafidhoh. Selain mencaci maki sahabat, umahatul mu’minin, mereka juga tidak beriman terhadap al-Qur’an yang ada pada saat ini. Mereka memiliki paham, bahwa al-Qur’an yang ada telah berubah dan al-Qur’an yang asli ada pada Imam Mahdi mereka yang entah kapan akan keluar. Nasarullaha salamatan wal ‘afiyah.

Disarikan dari Syarah Ushulussunah, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah
Like fanpage kami di INFO KAJIAN SUNNAH 

Artikel menarik lainnya : 
Barakallahu fikum
Judul: Nasehat Imam Ahmad bin Hanbal
Ditulis oleh Abu Mumtazah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi antum. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke www.jadwalkajiansunnah.blogspot.com. Terima kasih atas kunjungannya, mudah-mudahan dapat bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Jual Jilbab Syar'i, Gamis Akhwat dan Ikhwan dll support Jual Mainan Anak Playpad - Original design by Bamz | Copyright of Faidah Kajian Sunnah .