Tabligh Akbar Ahlussunah : Membentengi Ummat Dari Kesesatan Isis Dan Radikalisme Serta Meluruskan Pandangan Yang Keliru Tentang Khilafah

Posted by Abu Mumtazah Minggu, 19 Oktober 2014 0 komentar


Tabligh Akbar Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Meluruskan Pandangan Tentang Khilafah
Bismillah ...

Dengan mengharap ridha Allah Ta’ala,
Hadirilah …
Tabligh Akbar Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang akan mengangkat tema, MEMBENTENGI UMMAT DARI KESESATAN ISIS DAN RADIKALISME SERTA MELURUSKAN PANDANGAN YANG KELIRU TENTANG KHILAFAH.

Bersama         : Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi (Pengasuh Ma’had As-Sunnah Makassar)
Waktu              : Ahad, 2 Muharram 1436 H / 26Oktober 2014 M
Pukul               : 08.00 WITA – Selesai
Tempat            : Di Masjid Raya Suada, Kota Mamuju

Kontak Panitia:
0823 3465 0961
0813 4261 0008

Insya Allah Disiarkan Langsung di:

Tabligh Akbar ini Gratis dan Terbuka untuk Umum Muslim dan Muslimah
Tabligh Akbar Ini Diselenggarakan Bekerja Sama dengan :
* Pemda Kab. Mamuju
* Polres Mamuju
* Kodim 1418 Mamuju

Mari Gabun dan LIKE Fanspage INFO KAJIAN SUNNAH
Blog : www.JadwalKajianSunnah.Blogspot.Com

Baca Selengkapnya ....

Tipu Daya Setan Kepada Ahli Ibadah

Posted by Abu Mumtazah Jumat, 17 Oktober 2014 0 komentar

Tipu Daya Setan Kepada Ahli Ibadah
Kisah ini diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih radhiyallahu ‘anhu. Ada seorang ahli ibadah di kalangan bani israel. Dia adalah orang yang paling tekun beribadah pada zamannya. Pada saat itu ada tiga orang laki laki bersaudara yang memiliki satu saudari lagi, seorang gadis. Ketika mereka hendak pergi untuk ikut dalam perngiriman satuan pasukan, mereka tidak tahu siapa yang akan menjaga dan melindungi saudari mereka, dan kepada siapa dia akan dititipkan. Maka mereka sepakat untuk menitipkan saudari mereka kepada laki laki ahli ibadah di kalangan Bani Israel. Dengan penuh keyakinan mereka mendatangi ahli ibadah itu dan memintanya untuk sudi dititipi saudari mereka, yang berarti saudari mereka itu harus menetap di tempat ahli ibadah dan dalam lindungannya hingga mereka kembali dari peperangan. Namun ahli ibadah menolak permintaan mereka dan dia berlindung kepada Allah dari keberadaan saudari mereka. Mereka terus mendesak ahli ibadah itu hingga akhirnya dia berkenan. Ahli ibadah itu berkata, “Suruhlah dia menginap di sebuah bilik di lantai bawah biaraku.”

Maka mereka menempatkan saudarinya di bilik yang dimaksudkan kemudian mereka meninggalkannya. Dengan begitu, gadis tersebut berada di tempat ahli ibadah untuk sekian lama, yang selama itu pula ahli ibadah turun dari biaranya untuk memberikan makanan kepada sang gadis. Dia meletakkan makanan di dekat pintu biara, kemudian menutupnya kembali lalu naik ke lantai atas dalam biaranya. Setelah itu sang gadis keluar dari biliknya untuk mengambil makanan yang sudah diletakkan ahli ibadah. 

Setan cukup sabar menghadapi ahli ibadah itu dan senantiasa membuatnya senang melakukan kebaikan, sambil membesar besarkan masalah jika gadis itu keluar pada siang hari dan menakut nakutinya andaikan ada orang lain yang melihat keberadaan gadis itu di biaranya. Maka setan menambahi tipu muslihatnya dengan berkata, “Andaikan engkau mau berjalan ketika membawa makanannya , lalu engkau meletakkannya didepan biliknya, tentu pahalamu semakin bertambah besar.”

Setan terus menerus membujuknya hingga dia mau berjalan mendekati bilik gadis dan meletakkan makanannya di depan pintunya, tanpa berbicara sedikitpun. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.

Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan menganjurkannya kepada suatu kebaikan, seraya berkata, “Andaikata engkau mau berjalan membawa makanannya dan meletakannya di dalam biliknya, tentu pahalamu semakin besar.” Iblis senantiasa membujuk ahli ibadah hingga dia mau berjalan membawa makanannya dan meletakkannya di dalam bilik sang gadis. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.

Iblis menyuruh ahli ibadah kepada kebaikan dan menganjurkannya, seraya berkata, “Andaikata engkau mau berbicara dan mengobrol dengannya, tentu engkau akan bisa menjaganya, karena dia bisa saja dimangsa binatang buas.” Iblis senantiasa membujuknya, hingga ahli ibadah itu mau berbincang bincang dengan sang gadis dari atas lantai di atas biaranya hingga beberapa lama.

Setelah itu Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata membujuknya, “Andaikata engkau mau turun ke biliknya, duduk di depan pintu biaramu dan mengajaknya berbincang bincang denganmu, tentu hal itu lebih dia sukai.” Iblis senantiasa membujuknya hingga ahli ibadah mau duduk di depan pintu biaranya dan keduanya berbincang bincang. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.

Iblis mendatangi ahli ibadah dan mengajurkan sesuatu yang selayaknya ia lakukan. Iblis berkata, “Andaikata engkau keluar dari biaramu dan duduk di dekat pintu biliknya, lalu engkau berbincang bincang dengannya, tentu lebih menyenangkan hatinya. Iblis senantiasa membujuk ahli ibadah hingga akhirnya dia benar-benar melaksanakannya. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.

Iblis mendatangi ahli ibadah lagi dan memberinya anjuran tentang pahala yang akan diperolehnya di sisi Allah jika dia mau mengerjakannya. Iblis berkata, “Andaikan saja engkau mau keluar dari biaramu dan duduk lebih dekat lagi ke pintu bilik si gadis itu serta berbincang bincang dengannya tanpa perlu keluar dari sana.” Ahli ibadah melakukan anjuran Iblis ini dan hal ini berjalan hingga beberapa lama.

Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata, “Andaikata engkau mau masuk ke dalam bilik gadis itu, berbincang bincang dengannya dan tanpa diketahui seorang pun, maka hal ini tentu lebih baik bagimu.” Maka sehari penuh ahli ibadah menemani sang gadis di dalam biliknya. Ketika hari sudah senja, dia keluar dan naik ke lantai atas dari biaranya.

Iblis mendatangi ahli ibadah dan terus menerus membujuknya, hingga dia berani memegang paha sang gadis dan memeluknya. Iblis terus memperdaya ahli ibadah dengan membisikkan bahwa hal itu merupakan kebaikan, hingga akhirnya dia menyetubuhinya dan gadis itu pun hamil. Ketika tiba saatnya, gadis itu melahirkan seorang bayi. Iblis mendatangi ahli ibadah seraya berkata, “Apa pendapatmu jika saudara saudaranya datang sementara saudari mereka telah melahirkan seorang bayi akibat perbuatanmu? Apa yang hendak engkau lakukan? Tentu saja aku tak berani menjamin dirimu, bahwa nama baiknya akan tercemar, atau mereka akan mencemarkan nama baikmu. Karena itu hampirilah bayi itu, bunuhlah dia, lalu kuburkan mayatnya. Gadis itu akan merahasiakannya karena takut andaikan saudara saudaranya tahu apa yang telah engkau perbuat terhadap dirinya.”

Maka ahli ibadah itu melakukan apa yang dianjurkan Iblis. Lalu Iblis berkata lagi, “Apakah menurut pendapatmu wanita itu akan menyembunyikan kepada saudara saudaranya apa yang telah engkau perbuat terhadap dirinya dan anaknya? Ambillah wanita itu, bunuhlah dia dan kubur bersama anaknya!”

Ahli ibadah benar benar mengikuti anjuran Iblis, membunuh dan mengubur gadis itu bersama anaknya. Dia juga membuat sebuah lubang dan meletakkan sebuah batu besar diatasnya setelah meratakan tanahnya. Setelah itu ia naik ke lantai atas biaranya untuk beribadah disana. Tidak berapa lama berselang seperti yang dikehendaki Allah, saudara saudara sang gadis datang dari peperangan, lalu mereka mendatangi biara dan menanyakan saudari mereka. Ahli ibadah menangis dan menunjukkan belas kasihannya terhadap saudari mereka seraya berkata, “Dia adalah seorang wanita yang paling baik. Itu adalah kuburannya. Lihatlah!”

Mereka mendatangi kuburan saudari mereka dan menangis disana sebagai luapan kasih sayang mereka. Beberapa hari mereka berada di kuburan itu lalu mereka pulang ke rumah.

Pada malam harinya dan setelah mereka tidur, setan mendatangi mereka lewat mimpi. Setan muncul dalam rupa seorang musafir. Pertama kali ia datang dalam mimpi salah seorang di antara mereka yang paling tua. Setan bertanya tentang nasib saudarinya. Orang itu menjawab seperti apa yang dikatakan ahli ibadah, bagaimana kematiannya dan bagaimana kasih sayang yang ditunjukkannya terhadap saudarinya itu. Bahkan ahli ibadah itu juga menunjukkan kuburannya. Namun setan menyangkal semua itu seraya berkata, “Ahli ibadah itu tidak berkata jujur tentang saudari kalian. Saudari kalian itu telah hamil dan melahirkan bayi karena perbuatan ahli ibadah, lalu dia membunuh saudari kalian dan menguburnya di balik pintu sebelah kanan di bilik yang ditempati saudari kalian. Pergilah kesana dan buktikan sendiri, tentu kalian akan mendapatkan apa yang kukatakan ini.”

Lalu Iblis mendatangi dua saudaranya yang lain dan mengatakan hal yang sama. Ketika sudah bangun mereka merasa heran dengan mimpi yang mereka alami dan mereka semakin heran ketika mereka memberi tahu tentang mimpi mereka masing masing.

“Ini hanya sekedar mimpi, kalian tak perlu memperdulikannya” kata yang paling tua .

Yang paling muda berkata, “Demi Allah aku tidak akan surut sebelum mendatangi tempat itu dan memeriksanya.”

Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk mendatangi bilik yang dulu ditempati saudarinya. Mereka membuka pintu dan mencari cari tempat seperti yang diberitahukan kepada mereka lewat mimpi. Ternyata benar, saudari mereka dan anaknya terkubur di tempat itu. Mereka menemui ahli ibadah dan menanyakan tentang nasib saudari mereka dan tak ada pilihan lain bagi ahli ibadah selain mengakuinya karena godaan setan. Mereka pun menurunkan ahli ibadah dari biaranya dan siap untuk di salib. Tatkala ahli ibadah itu sedang diikat di papan, setan menemuinya seraya berkata, “Tentunya engkau sudah tahu bahwa sebenarnya akulah yang telah menggodamu dengan kehadiran wanita itu, lalu engkau membuatnya hamil, lalu engkau membunuhnya dan anaknya. Jika pada saat ini engkau tunduk kepadaku dan kufur kepada Allah yang telah menciptakanmu dan membentuk dirimu, tentu engkau akan selamat dari keadaan yang akan menimpamu ini..”

Maka ahli ibadah itu menyatakan kufur kepada Allah. Namun kemudian setan meninggalkannya begitu saja dan membiarkan orang orang menyalibnya. Karena peristiwa inilah Allah menurunkan surah Al Hasyr : 16
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلإنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam’.”

Sungguh benar perkataan Al Haasan bin Shalih yang mengatakan “Sesungguhnya setan benar-benar akan membukakan 99 pintu kebaikan bagi seorang hamba, untuk tujuan membuka satu pintu keburukan.”
Maka hendaknya kita berhati-hati dan waspada terhadap godaan syaiton. Sesungguhnya syiton tidak pernah akan diam ketika seorang anak adam itu ta’at dan beribadah hanya kepada Allah. Mereka akan selalu berusaha dengan bertahap untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.

Dari kisah ini juga menunjukkan kepada kita bahwasannya janganlah kita bermudah-mudahan dalam urusan yang dapat menghantarkan kita kepada maksiat. Karena syaiton begi pandai dan begitu halusnya menggiring seorang ahli ibadah itu dari perbuatan baik yang tidak ia sadari bahwasannya itu dapat menghantarkannya kepada maksiat yang tidak akan diampuni dosanya yaitu kufur kepada Allah subahanahu wa ta’ala.

Kita juga dapat mengambil pelajaran dari kisah ini bahwasannya jangan sampai kita menyepelekan dosa yang terlihat kecil atau terlihat samar. Karena akibat penyepelean kita ini dapat membuat hati merasa senang terhadap perbuatan itu hingga akhirnya tidak dapat membedakan mana perkara maksiat sampai pada kahirnya dalam keadaan terdesakpun harus berbuat kufur. Waliyyadzubillah.

Mudah-mudahan kita diberikan keselamatan dari berbagai macam fitnah baik subhat maupun syahwat. Dan hanya kepada Allah sajalah kita memohon pertolongan. Semoga Allah kuatkan kita, Istiqomahkan kita di jalan yang haq untuk menuju surga-Nya kelak. Amiin.

Disalin dari buku Perangkap Setan karya Ibnul Jauzy penerbit Al Kautsar, dari Muslimah.Or.Id Dengan Sedikit Tambahan dan Perubahan Judul

Fanspage Kami Info Kajian Sunnah 


Baca Selengkapnya ....

Tabligh Akbar Cianjur : Mencetak Generasi Rabbani

Posted by Abu Mumtazah Senin, 13 Oktober 2014 0 komentar
Tabligh Akbar Cianjur Mencetak Generasi Rabbani
Bismillah...
Dengan hanya mengharap keridhoan Allah subahanahu wa ta’ala mari berssama-sama kita hadiri Tabligh Akbar yang akan di selenggarakan di Masjid Al Bayan Cainjur. Tabligh akbar ini insya Allah akan mengangkat tema Mencetak Generasi Rabbani yang akan disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan al Maidani حفظه الله. Berikut info lebih lengkap mengenai tabligh akbarnya,

Pemateri         : Ustadz Abu Ihsan al Maidani حفظه الله
Hari                 : Ahad, 26 Oktober 2014
Waktu              : Ba'da Asar – selesai
Tema               : " Mencetak Generasi Rabbani "
Tempat            : Masjid al Bayaan, 50 meter belakang Terminal Pasir Hayam (Jebrod) Cianjur

Tabligh Akbar ini GRATIS Terbuka Untuk Umum Kaum Muslimin dan Muslimat
Tabligh Akbar ini insya Allah akan disiarkan Live di Radio al Bayaan 107.7 FM Cianjur.
Untuk info tabligh akbar lebih lengkap hubungi  CP. 085623098804 / 762330DF.

Mau Upade Info Kajian Islam diekitar anda,mari like fanspage kami INFO KAJIANSUNNAH
www.jadwalkajiansunnah.blogspot.com


Baca Selengkapnya ....

Kajian Islam Medan : Indahnya Surga, Dahsyatnya Neraka

Posted by Abu Mumtazah Sabtu, 11 Oktober 2014 0 komentar
Kajian Islam Medan Indahnya Surga, Dahsyatnya Neraka

Bismillah..
Hadirilah Kajian Islam di Medan dengan tema : Indahnya Surga, Dahsyatnya Neraka

Bersama :
Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi
(Pengasuh Ma'had As-Sunnah Makassar)

Pada,
Waktu              : Ahad, 17 Dzulhijjah 1435 H/12 Oktober 2014 M
Pukul               : 10.30 WIB
Tempat            : Di Masjid Al-Jihad, Jl. Abdullah Lubis No. 38 Medan

CP:
0853 7227 8078
0812 63 2222 96

Kajian Islam ini Gratis, Terbuka untuk Umum Putra dan Putri

Insya Allah, Disiarkan Langsung Via Streaming di

Sumber : Dzulqarnain.Net

Like Fanspage Kami INFO KAJIAN SUNNAH 



Baca Selengkapnya ....

Merayakan Tahun Baru Hijriyah

Posted by Abu Mumtazah Jumat, 10 Oktober 2014 0 komentar
Bismillah…
Diakui umat Islam di Indonesia jika dibandingkan dengan Islam yang ada di negri Arab terdapat perbedaan. Mengingat di Indonesia jika dilihat dari segi perayaan maka di negeri kita ini termasuk negri yang paling banyak perayaannya bagi umat Islam. Dari perayaan maulid Nabi, Isra’ dan Mi’raj, sampai yang insya Allah akan temui dalam waktu dekat ini adalah perayaan tahun baru Hijriyah dengan segala macam amalannya.

Lalu apa urgensinya perayaan tahun baru hijriyah, atau maulid Nabi atau yang lainnya bagi umat Islam dinegeri kita ini? Mengapa kita harus merayakan tahun baru hijriyah, memeriahkannya? Khotib menjelaskan ada tiga alasan mengapa kita merayakan perayaan-perayaan ini,

1.   Dalam rangkan meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi  wa sallam
2.    Mengingat perjuangan Nabi dan Para Sahabatnya
3.    Membangun semangat perjuangan umat Islam *

Setelah kita simak beberapa alasan diatas, maka mari kita simak Firman Allah subahanahu wa ta’ala berikut,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3)

Dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala ini dapat kita ketahui bahwasannya agama ini telah sempurna dan tidak perlu ada tambahan apa yang kita persangkakan baik. Karena kebaikan itu hanya jika kita berlaku ikhlas dan mutabaah terhadap ajaran yang sudah sempurna.

Kemudian, berkenaan dengan hari perayaan atau hari raya, maka bagi umat muslim sudah dicukupkan dengan dua hari raya saja yang diperingati setiap tahunnya, yaitu dua hari ied. Hal ini sebagaimana yang pernah disabdakan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai dan Ahmad, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Dari sini dapat kita ketahui, bahwa perayaan bagi seorang muslim itu hanya ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha saja, dan tidak ada yang lain. Maka ketika Rasulullah mencukupkan dua perayaan dalam setiap tahunnya, apakah kita merasa lebih layak untuk menetapkan hukum bahwasannya dua hari raya untuk melakukan perayaan itu tidak cukup. Lalu seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini masih hidup, apakah berani kita menentang putusan beliau yang datangnya dari Allah tabaraka wa ta’ala? Tentu tidak.

Oleh karena itu, hendaknya kita jalani agama kita ini bukan hanya karena anggapan baik dari hasil pemikiran kita, namun patokan kebaikan itu adalah ajaran Islam yang telah sempurna.

Selain itu, dalam hal perayaan tahun baru hijriyah, maka tentu kita akan dapati perayaan ini mirip dan menyerupai dengan perayaan tahun barunya orang-orang nasrani. Karena Islam tidak ada perayaan tahun baru hijriyah. Maka karena ini menyerupai perayaannya orang-orang non muslim, hendaknya kita takut dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka” (HR Abu Dawud, hasan)

Dan mari kita renungkan juga Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim)

Dari sini dapat kita ketahui bahwasannya beragama dengan tidak menambah-nambah perayaan kecuali dua perayaan yang telah di cukupkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu bukanlah mengadopsi cara beragamanya orang Arab atau negeri Saudi Arabia, namun hal ini adalah betuk ittiba’ kita kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka kini kita tentukan pilihan kita, apakah kita akan mengikuti apa yang muncul dari pemikiran kita dari perbuatan baik (ibadah) yang tidak memiliki asal usulnya dalam agama ini, atau kita mencukupkan diri dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berkenaan dengan 3 alasan mengapa harus merayakan perayaan-perayaan yang tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap nabi, menambah semangat juang umat Islam, dan mengenang perjuangan Nabi dan para Sahabatnya ini maka caranya bukan melalui perayaan yang biasanya hanya di lakukan semalam saja.

Bagaimana mungkin bisa bertambah cinta kita kepada Nabi kalau kita tidak mentaatinya? Jika kita ingin bertambah cinta kita kepada Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam maka hendaknya kita taati beliau, kita pelajari sirah perjalanan hidup beliau disetiap waktu yang bisa kita lakukan, kita renungkan dan ambil pelajaran dari kejadian-kejadian hidup beliau, kita kenali betul-betul siapa beliau dan bukannya dengan mengenal nama beliau, ayah beliau, dan kelahirannya, namun juga mengamalkan apa yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan. Wallahu a’alam.  

Ket : * Ini kami kutipkan secara makna (dengan bahasa sendiri) dari salah satu pembahasan pada khutbah jumat di Masjid sebelah rumah.

Fanpage Kami Info Kajian Sunnah 


Baca Selengkapnya ....
Jual Jilbab Syar'i, Gamis Akhwat dan Ikhwan dll support Jual Mainan Anak Playpad - Original design by Bamz | Copyright of Faidah Kajian Sunnah .