Merayakan Tahun Baru Hijriyah

Posted by Abu Mumtazah Jumat, 10 Oktober 2014 0 komentar
Bismillah…
Diakui umat Islam di Indonesia jika dibandingkan dengan Islam yang ada di negri Arab terdapat perbedaan. Mengingat di Indonesia jika dilihat dari segi perayaan maka di negeri kita ini termasuk negri yang paling banyak perayaannya bagi umat Islam. Dari perayaan maulid Nabi, Isra’ dan Mi’raj, sampai yang insya Allah akan temui dalam waktu dekat ini adalah perayaan tahun baru Hijriyah dengan segala macam amalannya.

Lalu apa urgensinya perayaan tahun baru hijriyah, atau maulid Nabi atau yang lainnya bagi umat Islam dinegeri kita ini? Mengapa kita harus merayakan tahun baru hijriyah, memeriahkannya? Khotib menjelaskan ada tiga alasan mengapa kita merayakan perayaan-perayaan ini,

1.   Dalam rangkan meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi  wa sallam
2.    Mengingat perjuangan Nabi dan Para Sahabatnya
3.    Membangun semangat perjuangan umat Islam *

Setelah kita simak beberapa alasan diatas, maka mari kita simak Firman Allah subahanahu wa ta’ala berikut,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3)

Dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala ini dapat kita ketahui bahwasannya agama ini telah sempurna dan tidak perlu ada tambahan apa yang kita persangkakan baik. Karena kebaikan itu hanya jika kita berlaku ikhlas dan mutabaah terhadap ajaran yang sudah sempurna.

Kemudian, berkenaan dengan hari perayaan atau hari raya, maka bagi umat muslim sudah dicukupkan dengan dua hari raya saja yang diperingati setiap tahunnya, yaitu dua hari ied. Hal ini sebagaimana yang pernah disabdakan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai dan Ahmad, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Dari sini dapat kita ketahui, bahwa perayaan bagi seorang muslim itu hanya ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha saja, dan tidak ada yang lain. Maka ketika Rasulullah mencukupkan dua perayaan dalam setiap tahunnya, apakah kita merasa lebih layak untuk menetapkan hukum bahwasannya dua hari raya untuk melakukan perayaan itu tidak cukup. Lalu seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini masih hidup, apakah berani kita menentang putusan beliau yang datangnya dari Allah tabaraka wa ta’ala? Tentu tidak.

Oleh karena itu, hendaknya kita jalani agama kita ini bukan hanya karena anggapan baik dari hasil pemikiran kita, namun patokan kebaikan itu adalah ajaran Islam yang telah sempurna.

Selain itu, dalam hal perayaan tahun baru hijriyah, maka tentu kita akan dapati perayaan ini mirip dan menyerupai dengan perayaan tahun barunya orang-orang nasrani. Karena Islam tidak ada perayaan tahun baru hijriyah. Maka karena ini menyerupai perayaannya orang-orang non muslim, hendaknya kita takut dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka” (HR Abu Dawud, hasan)

Dan mari kita renungkan juga Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim)

Dari sini dapat kita ketahui bahwasannya beragama dengan tidak menambah-nambah perayaan kecuali dua perayaan yang telah di cukupkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu bukanlah mengadopsi cara beragamanya orang Arab atau negeri Saudi Arabia, namun hal ini adalah betuk ittiba’ kita kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka kini kita tentukan pilihan kita, apakah kita akan mengikuti apa yang muncul dari pemikiran kita dari perbuatan baik (ibadah) yang tidak memiliki asal usulnya dalam agama ini, atau kita mencukupkan diri dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berkenaan dengan 3 alasan mengapa harus merayakan perayaan-perayaan yang tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap nabi, menambah semangat juang umat Islam, dan mengenang perjuangan Nabi dan para Sahabatnya ini maka caranya bukan melalui perayaan yang biasanya hanya di lakukan semalam saja.

Bagaimana mungkin bisa bertambah cinta kita kepada Nabi kalau kita tidak mentaatinya? Jika kita ingin bertambah cinta kita kepada Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam maka hendaknya kita taati beliau, kita pelajari sirah perjalanan hidup beliau disetiap waktu yang bisa kita lakukan, kita renungkan dan ambil pelajaran dari kejadian-kejadian hidup beliau, kita kenali betul-betul siapa beliau dan bukannya dengan mengenal nama beliau, ayah beliau, dan kelahirannya, namun juga mengamalkan apa yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan. Wallahu a’alam.  

Ket : * Ini kami kutipkan secara makna (dengan bahasa sendiri) dari salah satu pembahasan pada khutbah jumat di Masjid sebelah rumah.

Fanpage Kami Info Kajian Sunnah 

Barakallahu fikum
Judul: Merayakan Tahun Baru Hijriyah
Ditulis oleh Abu Mumtazah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi antum. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke www.jadwalkajiansunnah.blogspot.com. Terima kasih atas kunjungannya, mudah-mudahan dapat bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Jual Jilbab Syar'i, Gamis Akhwat dan Ikhwan dll support Jual Mainan Anak Playpad - Original design by Bamz | Copyright of Faidah Kajian Sunnah .