Zuhud Terhadap Dunia, Cinta Akhirat

Posted by Abu Mumtazah Minggu, 10 Maret 2013 0 komentar

Tidak akan sempurna kecintaan seorang hamba terhadap akhirat kecuali dengan zuhud terhadap dunia. Dan zuhud ini tidak akan benar, kecuali setelah melihat dua hal dengan cara pandang yang benar pula :

Pertama melihat kenyataan dunia yang sebenarnya. Betapa cepat dunia hancur, hilang, dan binasa. Melihat betapa rendah dan hinanya dunia, derita saat berebut dan rakus terhadapnya. Kemudian kepayahan letih, dan capek, yang di dapat, yang akhirnya terputus dan lenyap dengan menyisakan duka dan penyesalan. Maka orang yang rakus mengejar dunia, tidak lepas dari tiga keadaan, kegelisahan sebelum mendapatkannya, keresahan saat meraihnya, serta galau dan sedih setelah hilangnya darinya.

Yang kedua melihat hakikat akhirat. Yaitu kepastian kedatangan akhirat dan kehidupannya yang kekal di sana. Kemuliaan segala kebaikan yang ada, serta jauhnya erbandingan –bahkan tidak bisa dibandingkan- antara khirat dan dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS. Al-A’la : 17). Disana hanya ada kebaikan-kebaikan sempurna yang abadi. Sedangkan dunia hanyalah khayalan-khayalan yang menipu yang segera pudar kemudian hancur.

Apabila dua cara pandang ini sempurna, orang itu pasti mengutamakan yang ditunjukkan akal untuk di dahulukan serta zuhud terhadap apa yang di tunjukkan akal untuk zuhud terhadapnya.

Tabiat manusia –siapapun itu- tidak akan mau meninggalkan kenikmatan di depan mata, demi mendapatkan kemanfaatan di hari kemudian, yaitu keledzatan yang dinanti. Kecuali jika ia mengetahui lebih utamanya nikmat yang akan datang daripada yang dihadapan matanya, serta kuatnya keinginan pada nikmat yang lebih tinggi dan afdhal.

Maka, apabila seseorang lebih mengutamakan yang sementara, serba kurang dan penuh kerendahan, sebabnya bisa jadi ia tidak mengetahui hakikat keutamaan akhirat, atau tidak tertarik terhadap yang lebih utama. Dua hal ini menunjukkan salah satu dari dua kemungkinan; lemahnya iman atau lemahnya akal dan pengetahuan. [farhan].

Referensi: Al Fawaid, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah.
Dikutip dari Majalah Tashfiyah Edisi 15 volume 02 1433H, dengan sedikit perubahan judul. 
Barakallahu fikum
Judul: Zuhud Terhadap Dunia, Cinta Akhirat
Ditulis oleh Abu Mumtazah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi antum. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke www.jadwalkajiansunnah.blogspot.com. Terima kasih atas kunjungannya, mudah-mudahan dapat bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Jual Jilbab Syar'i, Gamis Akhwat dan Ikhwan dll support Jual Mainan Anak Playpad - Original design by Bamz | Copyright of Faidah Kajian Sunnah .