Bila Kematian Datang Menjemput
Senin, 28 Januari 2013
0
komentar
Allah subahanahu wa ta’ala menciptakan segala sesuatu serba
berpasangan. Alloh subahanahu wa ta’ala telah menciptakan kehidupan, Dia juga yang
menciptakan kematian. Dan sudah menjadi
sunnatulloh bahwa setiap yang bernyawa tentulah akan mati. Entah itu pejabat konglomerat atau pengemis yang
melarat, semuanya akan menemui ajalnya. Saudara
pembaca yang dirahmati Alloh subahanahu wa ta’ala, bila ketentuan Alloh subahanahu
wa ta’ala tadi datang menjemput kita, maka kira-kira apa saja yang telah
kita siapkan? Atau malah kita tidak punya persiapan?
Padahal jika kita telah didatangi sang penghancur kelezatan ini tidak akan mungkin ada yang bisa
menghalangi. Sebab itu,
dalam edisi bulan ini kami mencoba mengetengahkan tentang persiapan orang-orang yang cerdik dalam
menyongsong kematian ke hadapan
pembaca sebagai pengingat bagi diri kita semua. Semoga bermanfaat.
Kematian
Adalah Sebuah Kepastian
Saudaraku,
ketahuilah sesungguhnya kematian adalah hal yang paling ditakutkan oleh para
para pemburu dunia, sebab ia adalah penghancur kenikmatan dunia yang semu, dan
yang pasti Ia akan terus dan terus mencari makhluk yang bernyawa guna dijadikan
mangsa, walaupun bersembunyi di balik benteng nan kokoh.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala
:
“Di mana saja kamu berada, kematian
akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh.... “ (QS.
an-Nisa’ [4]: 78)
Antara
Husnul Khothimah dan Su’ul Khotimah
Dalam
mengakhiri kehidupan dunia ini seorang hamba hanya mempunyai dua keadaan, tidak
lebih. Bila bukan akhir
yang bagus, pasti ia akan menutup usianya
dengan kesudahan yang jelek. Tentu kita semua merasa was-was jika ternyata kita mengakhiri hidup ini
dengan kesudahan yang jelek, na’udzubillah min dzalik. Sebab
itu, di bawah ini kami bawakan sebagian sebab pokok yang menjadikan akhir
kehidupan manusia jelek supaya dapat kita jauhi.
1.
Menunda-nunda taubat
Perhatikan firman Alloh subahanahu
wa ta’ala berikut:
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum
datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah
sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (al-Qur’an) sebelum
datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya
jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku
dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Alloh....”(QS. az-Zumar [39]: 54-56)
2.
Panjang angan-angan
Inilah salah satu bentuk
anak panah Iblis yang dilesatkannya ke arah anak Adam ‘alaihissalam.
Mengingat bahayanya senjata ini,
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: “Dan sebab semua bentuk peremehan
terhadap kebaikan atau kecenderungan pada maksiat adalah panjangnya angan-angan
.... Tidak syak
lagi bahwa siapa saja
yang mengira masih hidup besok pagi, ia akan bekerja dengan sangat santai malam harinya. Dan barang siapa yang
menggambarkan seakan kematian sangat
dekat, ia akan bersungguh-sungguh. Sungguh Rosululloh shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah bersabda: ‘Sholatlah kalian bagai orang yang
akan berpisah (mati).’”1 (al-Muntaqo an-Nafis min Talbis Iblis: 560)
3.
Gemar maksiat
Banyak maksiat membuat
hati tertutup. Jika sudah tertutup serta mati ia tidak akan dapat mendengar seruan ilahi.
Bahkan pada saat sekarat ia mungkin tidak bisa
mengikuti talqin kalimat syahadat padahal itulah kunci surganya. Banyak kisah memilukan yang kita dengar
tentang hal ini, pada saat orang yang sekarat
diingatkan untuk mengucapkan kalimat syahadat, dia malah menyanyi atau mengingat kebiasaan masa lalunya
yang jelek. Na’udzubillah min dzalik.
Sedangkan di antara tanda
husnul khotimah ialah:
a.
Akhir kata yang ia ucapkan adalah kalimat syahadat.” (HR.
Abu Dawud: 3116, dihasankan
oleh al-Albani dalam Irwa’ul Gholil: 617)
b.
Meninggal dalam amalan yang sholih. (HR. Bukhori: 3208)
c.
Jihad dalam agama Alloh q dengan niat yang baik.” (HR.
Muslim: 1899)
Ahli Surga Ataukah Ahli Neraka?
Saudaraku kaum muslimin, dalam
menentukan tempat kembali mayit setelah meninggal
apakah di surga atau di neraka hal ini hanya hak Alloh q saja, bukan makhluk. Jadi konsekuensinya
kita tetap dilarang memastikan bahwa fulan
yang meninggal dalam amalan yang baik akan pasti masuk surga, atau fulan yang meninggal dengan sekarat yang
sangat menyakitkan pasti masuk neraka. Namun hak kita hanyalah memohon
dan mengharap, dan jika kita menghukumi, maka kita hukumi yang nampak saja,
sedangkan urusan akhiratnya kita serahkan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala.
Saudaraku berhati-hatilah selalu dengan masalah ini jangan sampai kita termasuk
orang yang berkata atas Alloh subhanahu wa ta’ala tanpa ilmu, lalu kita
masuk neraka karenanya.” (lihat Aqidah Thohawiyyah poin ke- 59).
Bekal yang Diperlukan
Maut bisa datang kapan saja untuk
memindahkan kita dari alam dunia menuju barzakh
yang gelap gulita. Tentu kita tidak ingin sengsara di dalamnya. Oleh karenanya, di antara hal-hal yang
perlu dipersiapkan oleh calon mayit sebelum maut menjemputnya adalah:
1.
Amal sholih, sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila manusia
mati akan terputus darinya semua amalannya kecuali tiga, shodaqoh jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631)
2.
Berdo’a agar dikaruniai husnul khotimah
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallm pernah bersabda: “Barang
siapa yang benar-benar memohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala untuk
mati syahid, maka Alloh subhanahu wa ta’ala akan menyampaikannya kepada
tingkatan para syuhada walaupun ia meninggal di atas kasurnya.” (HR. Muslim: 1909)
3.
Minta agar dihindarkan dari adzab kubur
Di antara caranya yaitu dengan banyak membaca Surat al-Mulk2 karena
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Surat
Tabarok, ia adalah penghalang dari fitnah kubur.” Atau, berdo’a dalam duduk
tasyahud akhir agar dihindarkan dari empat fitnah (hal yang jelek).
4.
Bertaubat dan banyak istighfar
Karena pada dasarnya
tabiat manusia sangat cenderung untuk berbuat salah dan dosa, juga kita tidak akan pernah
tahu kapan Robb kita menghendaki nyawa ini
dicabut.” (HR. Muslim: 2702)
5.
Memohon kepada
Alloh subhanahu wa ta’ala untuk diteguhkan hatinya dalam agama Islam, karena
hati manusia adalah berbolak-balik.”
Dunia dan
Akhirat di Mata Orang yang Cerdik
Alloh subhanahu
wa ta’ala telah berfirman:
Dan tiadalah kehidupan dunia ini
melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau saja mereka mengetahui. (QS. al-Ankabut [29]: 64)
Sumber :
Buletin Al Furqon, Volume 11, No. 4, 1430H.
Baca Selengkapnya ....