Bila Kematian Datang Menjemput

Posted by Abu Mumtazah Senin, 28 Januari 2013 0 komentar

Allah subahanahu wa ta’ala menciptakan segala sesuatu serba berpasangan. Alloh subahanahu wa ta’ala telah menciptakan kehidupan, Dia juga yang menciptakan kematian. Dan sudah menjadi sunnatulloh bahwa setiap yang bernyawa tentulah akan mati. Entah itu pejabat konglomerat atau pengemis yang melarat, semuanya akan menemui ajalnya. Saudara pembaca yang dirahmati Alloh subahanahu wa ta’ala, bila ketentuan Alloh subahanahu wa ta’ala tadi datang menjemput kita, maka kira-kira apa saja yang telah kita siapkan? Atau malah kita tidak punya persiapan? Padahal jika kita telah didatangi sang penghancur kelezatan ini tidak akan mungkin ada yang bisa menghalangi. Sebab itu, dalam edisi bulan ini kami mencoba mengetengahkan tentang persiapan orang-orang yang cerdik dalam menyongsong kematian ke hadapan pembaca sebagai pengingat bagi diri kita semua. Semoga bermanfaat.

Kematian Adalah Sebuah Kepastian
Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya kematian adalah hal yang paling ditakutkan oleh para para pemburu dunia, sebab ia adalah penghancur kenikmatan dunia yang semu, dan yang pasti Ia akan terus dan terus mencari makhluk yang bernyawa guna dijadikan mangsa, walaupun bersembunyi di balik benteng nan kokoh.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.... (QS. an-Nisa’ [4]: 78)

Antara Husnul Khothimah dan Su’ul Khotimah  
Dalam mengakhiri kehidupan dunia ini seorang hamba hanya mempunyai dua keadaan, tidak lebih. Bila bukan akhir yang bagus, pasti ia akan menutup usianya dengan kesudahan yang jelek. Tentu kita semua merasa was-was jika ternyata kita mengakhiri hidup ini dengan kesudahan yang jelek, na’udzubillah min dzalik. Sebab itu, di bawah ini kami bawakan sebagian sebab pokok yang menjadikan akhir kehidupan manusia jelek supaya dapat kita jauhi.
1.    Menunda-nunda taubat
Perhatikan firman Alloh subahanahu wa ta’ala berikut:
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (al-Qur’an) sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Alloh....”(QS. az-Zumar [39]: 54-56)
2.    Panjang angan-angan
Inilah salah satu bentuk anak panah Iblis yang dilesatkannya ke arah anak Adam ‘alaihissalam.  Mengingat bahayanya senjata ini, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: “Dan sebab semua bentuk peremehan terhadap kebaikan atau kecenderungan pada maksiat adalah panjangnya angan-angan .... Tidak syak lagi bahwa siapa saja yang mengira masih hidup besok pagi, ia akan bekerja dengan sangat santai malam harinya. Dan barang siapa yang menggambarkan seakan kematian sangat dekat, ia akan bersungguh-sungguh. Sungguh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: ‘Sholatlah kalian bagai orang yang akan berpisah (mati).’”1 (al-Muntaqo an-Nafis min Talbis Iblis: 560)
3.    Gemar maksiat
Banyak maksiat membuat hati tertutup. Jika sudah tertutup serta mati ia tidak akan dapat mendengar seruan ilahi. Bahkan pada saat sekarat ia mungkin tidak bisa mengikuti talqin kalimat syahadat padahal itulah kunci surganya. Banyak kisah memilukan yang kita dengar tentang hal ini, pada saat orang yang sekarat diingatkan untuk mengucapkan kalimat syahadat, dia malah menyanyi atau mengingat kebiasaan masa lalunya yang jelek. Na’udzubillah min dzalik.
Sedangkan di antara tanda husnul khotimah ialah:
a.    Akhir kata yang ia ucapkan adalah kalimat syahadat.” (HR. Abu Dawud: 3116, dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa’ul Gholil: 617)
b.    Meninggal dalam amalan yang sholih. (HR. Bukhori: 3208)
c.    Jihad dalam agama Alloh q dengan niat yang baik.” (HR. Muslim: 1899)

Ahli Surga Ataukah Ahli Neraka?
Saudaraku kaum muslimin, dalam menentukan tempat kembali mayit setelah meninggal apakah di surga atau di neraka hal ini hanya hak Alloh q saja, bukan makhluk. Jadi konsekuensinya kita tetap dilarang memastikan bahwa fulan yang meninggal dalam amalan yang baik akan pasti masuk surga, atau fulan yang meninggal dengan sekarat yang sangat menyakitkan pasti masuk neraka. Namun hak kita hanyalah memohon dan mengharap, dan jika kita menghukumi, maka kita hukumi yang nampak saja, sedangkan urusan akhiratnya kita serahkan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Saudaraku berhati-hatilah selalu dengan masalah ini jangan sampai kita termasuk orang yang berkata atas Alloh subhanahu wa ta’ala tanpa ilmu, lalu kita masuk neraka karenanya.” (lihat Aqidah Thohawiyyah poin ke- 59).

Bekal yang Diperlukan
Maut bisa datang kapan saja untuk memindahkan kita dari alam dunia menuju barzakh yang gelap gulita. Tentu kita tidak ingin sengsara di dalamnya. Oleh karenanya, di antara hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh calon mayit sebelum maut menjemputnya adalah:
1.    Amal sholih, sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila manusia mati akan terputus darinya semua amalannya kecuali tiga, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631)
2.    Berdo’a agar dikaruniai husnul khotimah
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallm pernah bersabda: “Barang siapa yang benar-benar memohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala untuk mati syahid, maka Alloh subhanahu wa ta’ala akan menyampaikannya kepada tingkatan para syuhada walaupun ia meninggal di atas kasurnya.” (HR. Muslim: 1909)
3.    Minta agar dihindarkan dari adzab kubur
Di antara caranya yaitu dengan banyak membaca Surat al-Mulk2 karena Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Surat Tabarok, ia adalah penghalang dari fitnah kubur.” Atau, berdo’a dalam duduk tasyahud akhir agar dihindarkan dari empat fitnah (hal yang jelek).
4.    Bertaubat dan banyak istighfar
Karena pada dasarnya tabiat manusia sangat cenderung untuk berbuat salah dan dosa, juga kita tidak akan pernah tahu kapan Robb kita menghendaki nyawa ini dicabut.” (HR. Muslim: 2702)
5.    Memohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala untuk diteguhkan hatinya dalam agama Islam, karena hati manusia adalah berbolak-balik.”

Dunia dan Akhirat di Mata Orang yang Cerdik
Alloh subhanahu wa ta’ala telah berfirman:
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau saja mereka mengetahui. (QS. al-Ankabut [29]: 64)

Sumber : Buletin Al Furqon, Volume 11, No. 4, 1430H. 

Baca Selengkapnya ....

Info Kajian Sunnah di Bandung

Posted by Abu Mumtazah Kamis, 24 Januari 2013 0 komentar

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Info Kajian Ilmiah Sunnah 

Mari hadiri bersama kajian ilmiah ahlussunnah wal jama'ah di bandung. Kajian ini membahas mengenai fiqih muamalah. Tema pokok bahasan ini sangat penting untuk kaum muslim semua, karena ini merupakan bahasan fikih kontemporer yang bahasannya implementatif dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan banyak dari kita yang ternyata tidak kita sadari dan tidak kita ketahui kita terjerumus dalam larangan syariat. Maka mari berbondong – bondong, ajak anak istri kita, ajak sanak saudara, ajak tetanggan kerabat kerabat yang lain untuk menghadiri kajian ilmiiah sunnah ini. Karena banyak keutamaan yang akan kita dapatkan dengan kita rajin menunut ilmu syar’i.

Kajian sunnah ini insyaAllah akan dilaksana pada :
# Ahad, 10 Februari 2013.
# Pukul 09.00 s.d Dzuhur
# Bertempat di Masjid Raya Cipaganti, Jalan Raya Cipaganti Bandung

Kajian ilmiah sunnah yang membahas mengenai masalah fiqih ini insyaAllah akan disampaikan oleh al-Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, M.A dengan Tema "Harta Haram Muamalat Kontemporer". Beliau adalah lulusan Doktoral Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia yang juga merupakan pembina di KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia). Beliau al-Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, M.A. juga merupakan salah satu pengisi atau pemateri kajian rutin ilmiah ahlussunnah wal jama’ah di Cianjur, yaitu tepatnya di Masjid al Bayan Pasir Hapa (belakang terminal Jebrod) Cianjur. Bagi antum semua, yang berada dilingkungan atau wilayah sekitar Cianjur untuk info jadwal kajian ilmiah sunnah nya bisa di cek dengan klik DISINI. Atau update selalu infonya melalui blog ini. InsyaAllah jadwal kajian rutin bulanan kami tampilkan disini. 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kajian ilmiah sunnah di Bandung ini, anda dapat menghubungi nomor Kontak berikut ini, CP. 083827015733 (Bapak Teguh).

Kajian ini diselenggarakan oleh Yayasan Ihya'u Al-Sunnah

Baca Selengkapnya ....

Agar Si Kecil Tumbuh Menjadi Insan Shaleh

Posted by Abu Mumtazah Jumat, 18 Januari 2013 0 komentar

Syaikh Sholeh al-Fauzan hafizhahullah

Sudah seharusnya orang tua memperhatikan urusan anaknya dengan tindakan-tindakan yang dapat memperbaiki keadaannya dan membinanya untuk berakhlak mulia yang nantinya akan menjadi faktor terbentuknya keshalehan pribadinya.

Anak kecil membutuhkan perhatian pada aspek moralitasnya. Sebab ia akan tumbuh sesuai dengan kebiasaan yang diajarkan oleh pendidikannya, sesuai dengan perkataan penyair,

“Bocah yang sedang berkembang ditengah kita akan tumbuh
Sesuai dengan kebiasaan yang diajarkan oleh ayahnya”

Akibatnya, dikemudian hari akan sangat susah untuk menghilangkan kebiasaan yang diperoleh anak tersebut. Sehingga dewasa ini dapat dijumpai sebagian atau banyak orang berperilaku menyimpang akibat gaya pembinaan (buruk, red) yang mereka dapatkan.

Maka menjadi kewajiban orang tua untuk menjauhkan buah hatinya dari tempat-tempat yang melalaikan, kebathilan dan teman-teman yang jelek.

Rumah yang ditempati sang anak mesti (juga) merupakan lingkungan yang baik. Mengingat rumah bagaikan perguruan pertama yang berisi kedua orang tua dan anggota keluarga lainnya. Maka, sudah menjadi keharusan untuk menjuhkan atau mengeluarkan segala sarana kejelekan dan kerusakan dari dalam rumah. Terlebih lagi, dimasa sekarang banyak sarana kejelekan yang menjejali banyak rumah, kecuali rumah yang dirahmati oleh Allah ‘azza wa jalla. Maka, hukumnya wajib untuk mewaspadainya.

Kewajiban lain, membina anak agar beribadah, menjalankan ketaatan dan menghormati agamanya (Islam) serta memperhatikan al-Qur’an dan mencintainya. Sebab pembinaan seperti ini termasuk faktor terpenting dalam menggapai kebahagiaan didunia dan di akhirat.

Ringkasnya, orang tua, sebagai pihak yang menangani urusan-urusan anak wajib menjadi suri teladan bagi anaknya dalam berakhlak, bertindak dan kebiasaan. Semoga Allah ‘azza wa jalla memberikan taufiq kepada seluruh kaum muslimin untuk menjalankan apa yang dicintai dan di ridhoi oleh Allah ‘azza wa jalla. (AM)
Al-Mulakhkhash al-Fiqhi Darul ‘Ashimah, Cet. I Th. 1423 H, hal. 455-456.

Sumber : Majalah As Sunnah Edisi 10 Th. XII.

Baca Selengkapnya ....

Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan

Posted by Abu Mumtazah Rabu, 16 Januari 2013 0 komentar

Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan
Ketika saya sedang menuju satu ruang  operasi bedah, tiba-tiba petugas ruang operasi bedah menyambutku sembari berkata, "Orang sakit yang berada di dalam, memberikan kertas ini kepadaku dan berkata, "Berikan kertas ini kepada saudara Al Jubair sebelum ia memulai operasi ".

Saya menerima kertas tersebut, apa gerangan isi tulisannya? Orang tersebut telah menulis tulisan ini saat ia menuju meja bedah, ia tuangkan segala ungkapan dan perasaannya, tak terasa air mataku mengalir karenanya, kedua tanganku gemetar dan seluruh badanku merinding

Tahukah anda apa isi kertas tersebut?

Kertas itu berisi wasiat yang ditulis oleh seseorang yang akan menjalani operasi bedah, tulisan itu terdiri dari tiga bagian : 

Wasiat pertama, ia minta kepada istrinya agar menginfakkan sebagian dari hartanya dan merelakan uangnya yang dipinjam orang-orang fakir miskin.
Wasiat kedua, ia meminta kepada istrinya untuk menjaga anak-anaknya, mendidik anak-anaknya untuk menghafalkan Al Quran, dan menjauhkan mereka dari segala hal yang melalaikan seperti televisi dan lainnya.
Wasiat ketiga, ia meminta maaf kepada istrinya atas segala kekhilafan dan kesalahan, lalu ia mendoakan istrinya semoga ia menjadi ratu para bidadari di sorga nanti.

Secara singkat itulah isi wasiat tersebut, mungkin anda bertanya-tanya apa yang membuat saya menangis? Kenapa saya ikut hanyut dalam perasaan tersebut ? 

Sesungguhnya banyak hal yang menyentuh perasaanku, diantaranya adalah kematian dan gambarannya, kegundahan yang dirasakan oleh seorang muslim seperti diriku atau orang yang berada dalam situasi sadar bahwa ia sedang mendekati ajal.

Ketika saya melihat kertas ini, seakan-akan melihat seseorang yang sedang menulis wasiat dan ia sadar bahwa kematian segera menghampirinya.

Sungguh, ternyata banyak orang seperti saya yang kurang memperhatikan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam hal menulis wasiat, 

"Tidak layak bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu yang dapat diwasiatkan untuk tidur dua malam, kecuali jika wasiatnya telah ditulis" H.R.Bukhari  (2738), Muslim (1627).

Saudara dan saudariku sekalian, menulis wasiat bukan hanya untuk menjaga hak anda maupun hak orang lain, akan tetapi juga merupakan bukti kesadaran anda akan dekatnya kematian, dan sebagai bukti bahwa diri anda selalu ingat kematian.

Maka singsingkanlah lengan baju dan bersegeralah untuk beramal di jalan akhirat, karena itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kita untuk selalu mengingat kematian dengan sarana menulis wasiat, mengunjungi pemakaman, membayangkan akhirat dan lain sebagainya. Semua itu dapat mendekatkan gambaran kematian ke mata anda, anda semakin yakin bahwa kematian pasti akan menjemput anda suatu saat nanti.

Hal inilah yang membuat saya menangis, karena saya sadar bahwa saya dan orang-orang seperti diri saya ini telah melupakan kematian, atau mungkin terlena oleh kenikmatan dunia, dan lalai dengan kesenangan berkumpul dengan anak, istri dan teman-teman.

Saudara-saudaraku yang terhormat…, saya menangis karena ingat mati. Saya telah melupakan kematian atau pura-pura melupakannya, saya menangis karena saya belum menulis wasiatku, berarti saya lalai mengingat kematian. Saya merasa sedih karena telah melupakan kematian.

Hal lain yang membuatku menangis adalah wasiat orang tersebut kepada istrinya untuk mensedekahkan sebagian hartanya dan merelakan sebagian hutang yang ditanggung oleh fakir miskin. 

Saya teringat bahwa kita menjadi orang yang sangat dermawan saat kondisi kita sudah sakit-sakitan, saat ajal telah mendekati dan betapa pelitnya kita saat kita sehat wal afiat, berat rasanya melepaskan harta untuk bersedekah dan berjuang di jalan Allah.

Saya teringat betapa kuatnya nafsu manusia mempertahankan hartanya selama ia merasa sehat, ia mengira bahwa kematian hanya akan mendatangi orang-orang yang sedang terbaring sakit atau orang-orang yang sedang menuju ruang bedah operasi.

Wahai saudara-saudaraku, saya menangis karena merasa betapa banyak orang-orang seperti diri saya dari kalangan muslimin, mereka yang terlena oleh kesehatan sehingga lupa atau pura-pura lupa bahwa kematian itu tidak membedakan antara yang sehat dan yang sakit, kematian tidak membedakan antara yang sudah tua maupun yang masih muda,

Saya menangis saat membaca akhir wasiat tersebut, ketika orang itu meminta maaf kepada istrinya, ia menyampaikan bahwa selama ini ia banyak menyakiti istrinya dan telah membuatnya menderita.

Kemudian saya bertanya kepada diri sendiri dan kepada orang-orang seperti diri saya, "Kenapa kita baru menyadari bahwa kita sering menyakiti orang lain, lalu bergegas meminta maaf kepadanya hanya saat kita sakit dan merasa kematian sudah begitu dekat? Kenapa kita masih saja menyakiti orang lain? Padahal ajal dapat menjemput kita dengan tiba-tiba.

Sebelum melangkahkan kaki untuk menyakiti orang lain, hendaklah kita menahan diri, jangan sampai kita menghadap Allah Ta'ala dengan membawa kesalahan karena menyakiti orang lain yang dapat mendatangkan siksa neraka –semoga Allah melindungi kita darinya-.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
"Jauhilah perbuatan zhalim, karena sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat" (H.R.Muslim 2587).

Beliau juga bersabda,"Barangsiapa menzhalimi (menyerobot) tanah orang lain seluas satu kilan maka tanah itu akan dikalungkan dilehernya sebanyak tujuh lapis bumi" (H.R.Bukhari 2453, Muslim 1612)

Beliau juga bersabda,
"Barangsiapa menzhalimi saudaranya dengan menodai   harga dirinya atau lainnya maka hendaklah ia segera meminta maaf, sebelum tiba saatnya tidak berguna dinar ataupun dirham, sehingga -saat itu- amal shalih orang yang berbuat zhalim tersebut akan dikurangi setimpal dengan kezhalimannya.. Jika ia tidak memiliki amal shalih maka kesalahan –dosa- orang yang ia zhalimi akan dibebankan kepadanya" (H.R.Bukhari 2449).

Dalam hadits qudsi beliau menyebutkan bahwa Allah berfirman,
"Wahai hamba Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diriKu, lalu Aku mengharamkannya atas kalian semua, maka janganlah kalian saling menzhalimi" (H.R.Muslim 2557).

Saudara saudariku sekalian, seluruh ungkapan isi hati ini muncul saat saya membaca selembar kertas ini, saya menyadari bahwa saya sering berbuat zhalim, saya dan orang-orang yang seperti saya telah terlena oleh kenikmatan hingga melupakan kematian, terlena oleh pertemuan-pertemuan hingga melupakan perpisahan.

Bagaimanapun juga, akhirnya saya harus melaksanakan operasi tersebut, operasi ini merupakan operasi paling lama yang pernah yang saya alami. Alhamdulillah akhirnya tuntas juga pekerjaan berat itu.

Padahal, semula saya berfikir untuk membatalkan operasi bedah ini karena hati saya dalam keadaan tegang dan goncang, akan tetapi apa boleh buat, rongga dada orang ini sudah dibedah maka mau tidak mau operasi harus segera dimulai, dengan bertawakal kepada Allah saya melaksanakan tugas sulit ini yang pada akhirnya lelaki itu keluar dari ruang bedah dengan selamat.

Pada keesokan harinya, aku serahkan kembali secarik kertas wasiat tersebut sambil berkata,
"Saudaraku, semoga Allah Ta'ala memaafkanmu, engkau telah membuatku terenyuh saat engkau serahkan wasiat tersebut, semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dosa-dosamu".

Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan atas junjungan Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya

Sumber : Cukuplah Kematian Sebagai Peringatandr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair, terjemahan Muhammad Isnani, Lc, Riyadh Kerajaan Saudi Arabia, Maktabah Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 1430 H - 2009 M. 

Baca Selengkapnya ....

Jagalah Pendengaran

Posted by Abu Mumtazah Senin, 14 Januari 2013 0 komentar

Oleh : Ustadz Abu Humaid

Dari Nafi’ maula Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu Bahwasannya Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu pernah mendengar suara seruling seorang penggembala. Maka beliau (Ibnu Umar) meletakkan kedua jarinya di telinganya lalu mencari jalan lain. Ibnu Umar berkata : ‘Wahai Nafi’! apakah kamu mendengar suara ini?’ maka aku menjawab : ‘ya’ dan beliau selalu mengatakan demikian, sampai aku mengatakan, ‘saya tidak mendengar lagi!’ Lalu Ibnu Umar kembali kejalan yang semula. Kemudian berkatalah Ibnu Umar ‘Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seruling penggembala lalu beliau melakukan seperti ini’” (Atsar Shahih, Dikeluarkan oleh Imam Ahmad 4535-4965, Abu Dawud: 4924, al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubro1/222, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya 2/468/693, al-Ajurri dalam Tahrimun Nardi wa Syatronji no. 64. Dan atsar ini dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir dan Syaikh al Albani dalam Tahrimu Alatu Thorbi hlm. 116)

Fiqh Atsar
Atsar ini menunjukkan betapa besarnya semangat para sahabat dalam menjaga pendengaran, diantaranya tidak mendengarkan alunan musik, serta selalu beruswah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Anehnya atsar ini kadang malah dijadikan dalil tentang bolehnya mendengar nyanyian. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam Majmu’ Fatawa 30/212:
Hadits tersebut -jika memang shohih- maka tidak bisa dijadikan dalil dibolehkannya mendengarkan nyanyian dan musik, bahkan larangan tersebut lebih utama dikarenakan beberapa segi :
  1. Yang diharamkan adalah “mendengarkan” bukan hanya sekedar “mendengar”. Seseorang jika mendengar kekufuran, ucapan dusta, ghibab (gunjingan), celaan, serta musik dan nyanyian tanpa adanya niat dan maksut untuk mendengarkan –seperti seseorang yang hanya sekedar lewat jalan tersebut lalu mendengar suara nyanyian- maka orang tersebut mendapatkan dosa dengan kesepakatan kaum muslimin. Dan kalau seandainya ada seseorang berjalan lalu mendengar bacaan al-Qur’an tanpa mendengarkannya terhadap bacaannya tersebut maka dia tidak mendapatkan pahala. Dan dia akan mendapatkan pahala jika dia mendengarkan dan memperhatikan bacaan tersebut yang ia maksudkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu itu keduanya hanya sekedar melewati jalan tersebut tanpa ada niatan mendengarkan nyanyian, begitu juga apa yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Nafi’.
  2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyumbat kedua telinga karena beliau sangat menjaga pendengrannya supaya tidak mendengar suara nyanyian sama sekali. Kalau seandainya suara tersebut boleh didengar maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyumbat tlinga. Hal ini menunjukkan mendengarkan serta menikmatinya itu lebih terlarang.
Wallahu A’lam

Sumber : Majalah Al Furqon edisi 04

Baca Selengkapnya ....

Info Kajian Ilmiah Islam

Posted by Abu Mumtazah Kamis, 03 Januari 2013 0 komentar
Info Kajian Sunnah Cianjur
Bismillahirohmannirrohim..
Berikut ini kami sampaikan beberapa info kajian sunnah untuk wilayah cianjur, yaitu tepatnya di Masjid Al Bayan Pasir Hapa (belakang terminal Jebrod) Cianjur. Kajian sunnah kali ini di jadwalkan untuk kajian rutih selama satu bulan (Januari 2013). Jadwal Kajian Sunnah ini juga sewaktu-waktu dapat berubah pemateri ataupun temanya jika Ustadz yang bersangkutan tidak dapat mengisi ta'lim karena ada sesuatu hal. 

Berikut ini  jadwal rutin Kajian Ilmiah Islam di Masjid  Al Bayan Pasir Hapa Cianjur : 
  1. Sabtu, 05 Januari 2013, Pukul 09.00 s/d Dzuhur oleh Ustadz. Cecep Abu Ja'far, Lc. dengan materi "Tafsir Juz 'Amma (Juz 30)". 
  2. Ahad, 06 Januari 2013, Pukul 09.00 s/d Dzuhur oleh Ustadz Ihsan, dengan materi "Kitab Fiqh Asmaul Husna"
  3. Sabtu, 12 Januari 2013, Pukul 09.000 s/d Dzuhur oleh Ustadz Ade Hermansyah, Lc. dengan materi "Kitab Dzikir (Imam Ibnu Qoyyim al Jauziyah)"
  4. Ahad, 13 Januari 2013, Pukul 09.000 s/d Dzuhur oleh Ustadz Falah dengan materi "Kitab Arbain an-Nawawi"
  5. Sabtu, 19 Januari 2013, Pukul 09.00 s/d Dzuhur oleh Ustadz Abu Haidar as Sundawi dengan materi "Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab"
  6. Ahad, 20 Januari 2013, Pukul 09.00 s/d Dzuhur oleh Ustadz DR. Erwandi Tarmidzi, MA. dengan materi "Kitab Fiqh Kontemporer"
  7. Sabtu, 26 Januari, Dauroh Pukul 09 .000 s/d Dzuhur, 14.00 s/d 15.00, dan 16.00 s/d 18.00 oleh Ustadz Abdullah Taslim al Buthoni, MA. dengan materi "Fiqh Asmaul Husna : Al Kabiru, Al Adzim, An Nur, dan Al Basyir"
  8. Ahad, 27 Januari 2013, Pukul 09.00 s/d Dzuhur oleh Ustadz Abu Rizal Fadhilah dengan materi "Tazkiyatunnufuz (Imam Ibnu Qoyyim al Jauziyyah)"
Mari bersama-sama sanak keluarga kita, tetangga, dan teman-teman, hadiri bersama Kajian Ilmiah Islam Ahlussunnah wal jama'ah. Mudah-mudahan dengan kita meluangkan waktu untuk melangkahkan kaki menuju Kajian Islam di Rumah - Rumah Allah, maka Allah  'azza wa jalla pun akan memudahkan langkah kita ke Surga kelak. Amiin. 

Baca Selengkapnya ....

Hukum Merayakan Hari Ulang Tahun

Posted by Abu Mumtazah Rabu, 02 Januari 2013 0 komentar

Syaikh DR. Fuad Mukhaimar –semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadanya- mengatakan, “dalam masalah hari ulang tahun atau hari jadi ada dua penamaan, yaitu :

Pertama, Hari ualng tahun yang diperingati kaum Nasrani
Waktunya adalah malam pertama tahun baru Masehi dan hari raya tahunan mereka yang bisa diperingati setiap tanggal tujuh januari. Mengikuti perayaan mereka pada saat seperti itu hukumnya haram, karena menyerupai kaum yang bukan dari agama kita. Dan kita tahu, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka mereka bagian dari kaum tersebut” adalah peringatan yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, merayakannya dimasjid-masjid (pada saat ini) dengan dzikir, shalat sunnah ataupun membaca al-Qur’an termasuk bid’ah yang diharamkan. Perbuatan seperti itu seperti mengkhususkan suatu ibadah tanpa ada dalil syar’i yang mendukung dan belum pernah ada sebelumnya dalam ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para sahabatnya.

Kedua, ulang tahun hari kelahiran seseorang
Ini juga termasuk bid’ah asing yang dilakukan orang-orang yag tidak bertanggungjawab. Mereka mengadakan pesta pada malam kelahiran mereka dan menjadikan hari kelahirannya sebagai hari raya. Dengan menyajikan makanan minuman dan kue-kue bahkan terkadang khamr, sehingga mereka harus banyak menghabiskan dana yang seringkali mengganggu keharmonisan rumah tangga walaupun orang yang merayakannya kaya. Harta ini akan lebih baik jika dinafkahkan untuk membantu kaum fakir dan mereka yang membutuhkan.

Perayaan hari jadi semacam ini mengandung dan mengundang banyak kerusakan, terjainya perbuatan-perbuatan mungkar karena terjadi ikhtilath (percampuran kaum laki-laki dan perempuan), mereka memakai pakaian yang mengandung fitnah. Disamping itu, mereka juga berpaling dari tuntutan syaria’at dengan tidak memperhatikan keadaan dan realita kaum muslimin yang membutuhkan pertolongan. Jika mau melakukan itu, niscaya lebih baik dan lebih dekat kepada ketaatan dan berpahala.

Terkadang dalam suatu keluarga, timbul pertengakaran antara suami istri karena hari ulang tahun ini; salah satu tidak ingin dan yang lain memaksa karena buta terhadap ajaran agama. Banyak kaum istri ditalak suaminya karena masalah ini. Mereka telah dikuasai setan yang telah ‘mengepung’ rumah mereka sehingga rumah tangga menjadi berantakan.

Alangkah indahnya kalau kaum muslimin mau mengenal ajaran Islam nan suci ini, dan melaksanakan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sumber : Buku Pintar Sunnah dan Bid’ah, Syaikh Sa’ad Yusuf Abu Aziz, edisi terjemahan. 

Baca Selengkapnya ....
Jual Jilbab Syar'i, Gamis Akhwat dan Ikhwan dll support Jual Mainan Anak Playpad - Original design by Bamz | Copyright of Faidah Kajian Sunnah .